“Lebih rendah dibandingkan realisasi bulan sebelumnya namun lebih tinggi dibandingkan rata-rata inflasi bulan Mei dalam tiga tahun terakhir,” Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiyono, Kamis (2/6).
Dia mengatakan inflasi Lampung memang lebih tinggi pada Mei 2022 tetapi tertahan oleh adanya deflasi pada sebagian komoditas diantaranya daging ayam ras, minyak goreng, daging sapi, ikan layang dan beras.
“Dengan andil masing-masing sebesar -0,04 persen -0,02 persen -0,01 persen-0,01 persen dan -0,01 persen,” kata dia dalam keterangan tertulisnya.
Meski demikian, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung memandang bahwa inflasi Lampung akan tetap terkendali pada rentang sasaran 3 plus minus 1 persen.
“Dalam rangka menjaga agar inflasi tetap berada pada level yang rendah dan stabil maka diperlukan langkah-langkah yakni pertama memastikan keterjangkauan harga dari komoditas strategis,” jelasnya.
Kedua, memastikan ketersediaan pasokan kepada produsen, pedagang besar/utama dan pedagang tradisional agar tidak terdapat kendala dalam distribusi pasokan, khususnya untuk pasokan yang berasal dari luar Provinsi Lampung tersebut.
Ketiga, memastikan kelancaran distribusi melalui TPID dan Satgas Pangan dengan
terus memastikan adanya kecukupan pasokan dan kelancaran akses distribusi bahan pokok di tengah pembatasan mobilitas akibat diberlakukannya PPKM di berbagai wilayah baik di Provinsi Lampung maupun di wilayah lainnya.
“Keempat, meningkatkan komunikasi efektif melalui diseminasi informasi harga dan iklan layanan masyarakat untuk mengimbau masyarakat agar bijak berkonsumsi dan mengurangi asymmetric information untuk menjaga ekspektasi inflasi, terutama di tengah pemberlakuan PPKM di berbagai wilayah Indonesia,” tutupnya.
Tarman. Faktainvestigasi.my.id
